Postingan

Poems

Sang Pencemburu. Ketika lega mendatangi Jenuh mulai mencemburui Kembali ia menghina hembusan kelegaan "Duhai jiwa yang rapuh, saatnya bertekuk lutut pada kepayahan. Menyerahlah" Panas, kepala ini rasa Hati berdegup menyumpah serapahi segala pada diri "Untuk apa kutanya ? Jungkir balik, tuai hanya lelah " Ku hadangkan tangan ke atas "Bukankah hanya diri-Mu yang buatku bertahan, Sang Tujuan." Lembut hembusan angin Lepuhkan bendungan ego menjadi air mata Kukira mulialah tujuanku Humanisme yang tanpa cacat! Ku dongak langit tinggi, sang purnama pun bekerja untuk-Nya. Wahai jiwa yang jenuh, Hanya Berpayahlah hanya untuk-Nya dan Beristirahatlah dalam mengingat-Nya. - Jakarta, Februari 2018

Mahasiswa .

Mahasiswa. Kata itu, entahlah. Selama berkuliah 2 semester, agaknya berlebihan jika Saya bahkan kelabakan mencari arti dari kata itu yang sebenar-benarnya. Tidak mau membesar-besarkan, namun 'maha' sendirilah yang menyeret Saya dalam suatu arti yang lebih dalam, lebih dari sekedar siswa. Memangnya apa saja tugas siswa? Siswa tugasnya yah belajarlah! Bedanya apa sih sama mahasiswa? Mahasiswa, setelah Saya googling, ternyata punya 4 peran penting selain belajar, yaitu: Agent of Change, Social Control, Iron Stock, dan Moral Force. Agaknya tidak berlebihan jika berpikir bahwa tanggung jawab mahasiswa lebih besar dari seorang siswa. Lalu Saya teringat bahwa sejarah menyatakan mahasiswa, tahun 1998, adalah bagian dari revolusi. Karya tulis mereka memprovokasi, karya tulis mereka memberikan arti dan menyadarkan bahwa ibu pertiwi saat itu tersakiti. Mahasiswa saat itu pemberani. Keberanian mereka bukan dengan menghadang membawa pedang. Mereka menulis. Mereka membuat tuntutan lewat tuli

Education vs Sport: Which one should be Our concern?

According to an article from BBC, http://www.bbc.co.uk/schools/gcsebitesize/geography/development/contrasts_development_rev1.shtml , to measure a country development is to measure its economic and human development. What about our country development? Indonesia economic development is developing little by little. But p overty is the issue that still exist. Poverty is the issue that can be link ed to education issues. However, in some part of our country, education still can’t be reached by some people. As the world keeps evolving, some people in our country especially in ‘remote areas’, they don’t get enough education as the provisions to survive in this evolving world. Vicious circle still exists, a condition where someone who doesn’t have a chance to get education because his family is too poor—then he doesn ’ t have chance to cut the chain of poverty that his family experiencing , it could result another poverty in the next generation , a never ending circle . We know th

Kuliah Pancasila : Pertemuan ke-10 "Pancasila sebagai Sistem Filsafat (2)"

Senin, 22 Mei 2017 Melanjutkan pertemuan sebelumnya mengenai pengantar Pancasila sebagai Sistem Filsafat, hari ini Pak Rahman tidak menekankan kepada penjabaran materi inti. Pak Rahman merasa bahwa mahasiswa akan lebih tertantang untuk belajar bila materi disampaikan dengan bentuk games. Games ini akan menambah poin mahasiswa untuk penilaian mata kuliah Pancasila. Permainan yang dilakukan berupa pemaparan ebook materi Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Dari materi tersebut yang berupa kumpulan-kumpulan paragraf, mahasiswa diminta untuk mencari beberapa kata kunci yang sebenarnya dapat menjabarkan inti dari materi tersebut. Permainan ini cukup melatih kemampuan mahasiswa dalam berbahasa termasuk dengan mencari gagasan pokok dari suatu kalimat. Beberapa kata kunci dari materi ebook yang berhasil ditebak mahasiswa di slide: bahan renungan . Artinya Pancasila sebagai bahan renungan yang menggugah kesadaran para pendiri negara. koheren . Sistem filsafat harus bersifat kohere

Kuliah Pancasila: Pertemuan ke-9 "Pancasila sebagai Sistem Filsafat (1)"

Gambar
Senin, 15 Mei 2017 When I was in Senior High School I remembered one of my teacher who studied theology said that one of the the most difficult thing was when he studied the philoshopy of the word of "existences" Hari ini, sebelum saya akan mempelajari Pancasila sebagai Sistem Filsafat, Pak Rahman akan menjelaskan makna dari "filsafat" itu sendiri. Termasuk dengan butiran hakikat kata "ada" yang disampaikan Pak Rahman, mengutip Descartes dan Socrates. Descartes berkata bahwa "Saya ada karena Saya berpikir." Hasil pemikiran manusia sebagai bukti dari eksistensi manusia itu sendiri, kurang lebih itulah yang saya tangkap dari pernyataan Descartes. Sementara Socrates berkata "Sesuatu ada karena memiliki substansi" atau substansialisasi benda. Pemikiran Socrates bahwa sesuatu yang memiliki inti; isi; tujuan; menyebabkan hal tersebut "ada". Bila terjadi begitu saja, tanpa adanya suatu makna, hal tersebut dapat dikatakan "tidak

Appreciation Post : To My Favorite Poet

Gambar
All Poems by Mahmoud Darwish  ( 1941 - 2008 ) All Hilightened Part May Be My Fav Sentences #1 To a Young Poet D on’t believe our outlines, forget them  and begin from your own words.  As if you are the first to write poetry  or the last poet. If you read our work, let it not be an extension of our airs,  but to correct our errs  in the book of agony. Don’t ask anyone: Who am I? You know who your mother is. As for your father, be your own. Truth is white, write over it  with a crow’s ink. Truth is black, write over it with a mirage’s light. If you want to duel with a falcon soar with the falcon. If you fall in love with a woman,  be the one, not she, who desires his end. Life is less alive than we think but we don’t think of the matter too much lest we hurt emotions’ health. If you ponder a rose for too long you won’t budge in a storm. You are like me, but my abyss is clear.  And you have roads

Kuliah Pancasila: Pertemuan ke-6 "Pancasila sebagai Ideologi Bangsa"

Gambar
Senin, 17 April 2017 "Pancasila sebagai Ideologi Bangsa" Yang saya selalu tahu, pelajaran PPKN selalu mengajarkan saya bahwa ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu idea atau ide dan logos atau pengetahuan.  Sampai ketika saya berkuliah di Semester 2 ini rasanya pengetahuan saya perlu naik tingkat. Di kelas Pancasila hari ini, sebelum Pak Rahman menjelaskan perjalanan bangsa Indonesia hingga dapat menentukan Pancasila sebagai ideologi negara, Pak Rahman m emberikan penjelasan dari hakikat ideologi itu sendiri. Pemikiran tentang ideologi sudah ada sejak lama, tepatnya ketika  filsuf Yunani, Socrates, mulai memikirkan hakikat kehidupan manusia. Sebelum adanya pemikiran Socrates, manusia hidup tanpa adanya tujuan dan kehidupan dibiarkan berjalan begitu saja. Pada saat itu filsuf yang ada hanyalah filsuf alam. Saat itu tidak ada kaidah atau ketentuan tertentu yang menyatakan atau menilai baik/buruknya suatu hal. Bahkan Menurut kaum Sofis:  Kebenaran itu rela